Paling sering kita melihat disekitar, banyak sekali cerita yang seolah-olah sudah menemukan orang yang tepat, bersama-sama saling merajut asa, akan tetapi sang pria tertunduk pada dara yang lebih muda. Keluarga yang penuh canda tawa, yang terlihat jauh dari bayang-bayang duka ternyata sang suami juga terjerat ranting bunga dari pagar yang berbeda.
Terlepas dari ajaran yang memperbolehkan seorang pria menikahi sampai 4 orang wanita semakin menguatkan asumsi dan persepsi bahwa; seorang pria lebih haus akan asmara dan harus menyemai cinta pada lebih dari satu wanita. Dan seorang pria “sangat susah” apabila harus berpegang pada tali yang disebut setia.
Admin sebagai seorang lelaki, lebih tepatnya seorang pria karena menurut Admin pribadi ada perbedaan mendasar antara seorang lelaki dan pria, merasa kurang sependapat dengan apa yang di katakan teman dalam story instagramnya, walaupun nyatanya memang lebih banyak lelaki yang membuat wanitanya sakit hati dari pada wanita yang membuat sakit hati lelakinya.
Ketidak sependapatan Admin ini mengacu pada beberapa hal:
- Tentang hati; laki-laki dan perempuan sama saja. Tuhan menciptakan semuanya dengan hati yang sama. Yang membedakan adalah, cara kita memupuk hati untuk tumbuh. Apakah memberinya dengan pupuk kebaikan atau malah sebaliknya.
- Tentang cinta; laki-laki dan perempuan sama saja. Tuhan memberi setiap masing-masing dari kita sebuah keinginan untuk saling mencintai. Yang membedakan adalah; cara kita memandang cinta. Apakah cinta itu hanya sebuah kata ataukah sebuah hal yang memang seharusnya kita jaga.
- Egoisme; laki-laki dan perempuan sama saja. Tuhan memberi masing-masing antara laki-laki dan perempuan sebuah keinginan. Yang membedakan bagaimana cara kita untuk mengolah apa yang kita inginkan agar sejalan dengan apa yang kita mampu lakukan.
Permasalahan yang banyak dihadapi adalah; tentang saling mencintai. Yang masih dalam proses pencarian cinta sejati tentulah akan paham dengan ini. Bukankah kita sama-sama tahu bahwa mencintai itu bukanlah jaminan untuk memiliki?.
Ada hal menarik dalam proses mencari; “adalah sebuah kebebasan jika kita masih dalam proses pencarian”. Bukan berarti bebas menyakiti, bebas mengumbar apapun yang kita yakini itu adalah rangkaian dari proses mencari. Bebas dalam proses mencari di sini Admin artikan; sebagi rangkaian mencari kecocokan dalam semua hal.
Soal cinta mungkin, soal hati, dan bahkan soal kehidupan yang akan datang karena itu semua membutuhkan pertimbangan.
Kesimpulannya :
Lelaki dan perempuan sama saja, bukan semua lelaki sama
Yang pernah tersakiti, atau pernah merasa dihianati mungkin akan mengatakan demikian; “semua lelaki itu sama saja” atau yang lelaki bilang “perempuan juga sama saja”.
Padahal belum tentu, bisa jadi hanya kita yang demikian. Selain itu, pernah-kah bertanya kepada diri kita sendiri; mengapa mereka [lelaki atau perempuan] menjadi demikian (mempermainkan, menyakiti, menghianati)? Jangan-jangan mereka menyakiti kita karena memang awalnya kita-lah yang salah, mereka meninggalkan kita karena kita yang terlalu banyak meminta.
Jangan terlalu tergesa-gesa untuk menyalahkan orang lain, lebih bijak jika kita mau berusaha terlebih dahulu mengoreksi diri sendiri. Sebab, jika kita di posisi mereka belum tentu juga tidak menjadi seperti mereka.
Terlepas dari itu semua, manusia tidak ada yang sempurna bukan? Sebaik-baik manusia dialah yang mampu intropeksi diri, dialah yang mau mengakui kekurangannya bukan malah mencari-cari alasan untuk menyalahkan orang lain.
Tanpa mengurangi rasa hormat Admin terhadap perempuan, karena Admin sendiri terlahir dari rahim seorang perempuan. Tapi admin memiliki seorang lelaki yang menjelma menjadi pria tangguh yang mana dia sangat mencintai perempuan yang telah melahirkan anaknya yang satu ini, dia-lah ayah.Nah sobat demikian artikel tentang Tentang Cinta : Laki-laki dan Perempuan Tak Jauh Berbeda Semoga Bermanfaat.
Note:
- Prolog oleh Bapak Ali Nurokhim
2018 © Pena Kecil (https://tulispenakecil.blogspot.com*)