Pena Kecil – mampu dan tidak itu bergantung pada kemauan kita bukan? Apakah ingin merubah atau tetap demikian.
Hai sobat, lama ya admin gak nulis lagi di blog ini. Kira-kira 1 bulan lebih blog ini vakum alias gak ke urus. Admin sibuk? Enggak juga. Cuma bingung aja kurang bahan buat update tulisan. Sobat ada yang mau nyumbangin tulisannya di blog ini? Silahkan ke halaman berikut Ayo Berkontribusi
Kali ini admin ingi berbagi sedikit lah tulisan, mumpung sempet nge.blog dan ada bahan updatean. Tulisannya demikian:
Tak Pernah Mampu Melakukan yang Ku Ingini
Pesan singkan yang dulu selalu aku nantikan seakan sekarang tak begitu aku hiraukan; bukan karena apa-apa, namun aku hanya ingin melatih diri untuk menganggap kau bukan bagian penting yang aku tunggu.
Dulu, aku selalu mencarimu setiap kali kau tak ada kabar. Sekarang tidak lagi. Bukan karena apa-apa; Aku hanya melatih diri untuk menganggap ketiadaanmu bukan masalah besar bagiku.
Karena saat ini aku sadar bahwa; aku hanya pengisi bayang kosong di sisimu. Tak akan mencariku saat aku tak mengabarimu bahkan tak akan kau minta tinggal jika ingin pergi.
Aku hanyalah pesan-pesan yang tak punya kesempatan untuk dibalas dengan euforia yang sama besarnya.Dalam hatimu yang luas, aku tak ubahnya hanyalah pengisi . untuk menjadi penghuni satu-satunya itu tidak akan mungkin.
Aku adalah perasaan yang tak cukup indah untuk kau dijadikan kenangan.Mungkin hanya aku yang pernah berharap kita akan menjadi satu-satunya yang saling melengkapi meskipun nyatanya hanya aku yang bermimpi.
Mungkin hanya aku satu-satunya yang pernah berharap kau pertahankan, tetapi ternyata hanya aku satu-satunya yang berjuang.
Yang aku ingini hari ini, menikmati hari tanpamu. Aku sudah tak lagi berharap akan ada sebait pesan singkat yang mampir di ponselku seterlambat apa pun itu.
Bukankah kamu telah menganggap ‘kita’ sebagai kecelakaan tersedih yang pernah kamu alami?Dalam hidup tidak semua cinta adalah kepunyaan. Jika dengan berjalan sendiri membuatmu bahagia, maka pergilah. Kelak, aku pasti mampu mengenangmu dengan biasa-biasa saja.
Dalam hidup tidak semua akan terbalaskan. Ya, seperti perasaan ini yang telah lama aku jaga. Karena, siapalah aku bagimu?
Tak banyak yang ku ingini. Aku hanya berharap memiliki kesempatan mengabaikanmu, hingga nanti kamu menyimpan tanya dalam dirimu yang tak berani kamu sampaikan padaku “kamu kenapa?”
Tapi... apalah dayaku jika; “hai, apa kabar?” darimu menghapus segala usaha.
Seperti air mata yang melunturkan tulisan-tulisan ini;
Seperti langkah kaki yang diam-diam selalu memilih kembali;
Seperti kebodohan, yang pada akhirnya kulakukan lagi dan lagi.
Sebab, selalu hanya aku yang jatuh, mencinta, lalu terluka; karenamu. Namun selalu ingin mengulangnya berkali-kali. “Bodoh...!” makian pada diriku, namun kebodohan ini seakan membuatku candu.
Ini saja yang bisa Admin bagikan, semoga gak ada yang seperti admin ya. Cukup menguji kesabaran dan keiklasan.
Melupakan itu hal yang mustahil, namun tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Mungkin tidak akan lupa tapi masih bisa baik-baik saja.Semoga bermanfaat. :-)
2019 © Pena Kecil | Tak Pernah Mampu Melakukan yang Ku Ingini (http://www.penakecil.id/).